Loading...

Horor Banjir Pakistan, Korban Jiwa Nyaris 1500 Orang

Horor Banjir Pakistan, Korban Jiwa Nyaris 1500 Orang

satpolpp | 13:22 19, September 2022







Jakarta, CNBC Indonesia - Jumlah korban tewas banjir dahsyat Pakistan terus bertambah dan telah mendekati 1.500 jiwa. Angka itu kemungkinan masih terus meningkat seiring dengan banyaknya orang

yang berada dalam kondisi rentan.

Banjir, yang disebabkan hujan monsun dan pencairan gletser di pegunungan utara, telah berdampak pada 33 juta orang di negara dengan populasi 220 juta jiwa itu. Banjir paling parah yang pernah dialami negara tetangga India itu telah menyapu rumah, kendaraan, tanaman, dan ternak dalam kerusakan yang diperkirakan mencapai US$ 30 miliar.

Otoritas Penanggulangan Bencana Nasional Pakistan menyatakan jumlah korban tewas mencapai 1.486, dengan sekitar 530 di antaranya adalah anak-anak.

Ratusan ribu orang kehilangan tempat tinggal akibat banjir di provinsi Sindh selatan, dengan banyak yang tidur di tepi jalan raya layang untuk melindungi diri dari air.

"Kami telah membeli tenda dari semua produsen yang tersedia di Pakistan," kata kepala menteri Sindh Syed Murad Ali Shah dalam sebuah pernyataan, dikutip Reuters, Jumat (16/9/2022).



Namun, sepertiga dari tunawisma di Sindh bahkan tidak memiliki tenda untuk melindungi mereka dari unsur-unsur, katanya.

Selama beberapa minggu terakhir, pihak berwenang telah membangun penghalang untuk mencegah air banjir keluar dari bangunan utama seperti pembangkit listrik dan rumah, sementara para petani yang tinggal untuk mencoba menyelamatkan ternak mereka menghadapi ancaman baru karena pakan ternak mulai habis.

Pemerintah dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyalahkan perubahan iklim atas air yang melonjak setelah suhu musim panas yang memecahkan rekor.

Pakistan menerima 391 mm curah hujan, atau hampir 190% lebih banyak dari rata-rata 30 tahun, pada bulan Juli dan Agustus. Curah hujan itu naik menjadi 466% untuk provinsi Sindh, salah satu daerah yang terkena dampak terburuk.


Sementara itu, bantuan dari Uni Emirat Arab dan Amerika Serikat tiba pada Kamis, kata kementerian luar negeri. PBB pun sedang menilai kebutuhan rekonstruksi.

Kategori : Bencana, Gawat Darurat